Senin, 09 Mei 2011

Renungan Minggu ini (8-14 Mei 20011)



DANIEL  8 : 1-27

Garis besar isi :
1-4 Penglihatan tentang seekor domba jantan di tepi sungai Ulai. Domba jantan itu memiliki dua tanduk tinggi, tetapi yang satu lebih tinggi dari yang lain, dan yang tinggi itu tumbuh terakhir.
5-8 Penglihatan tentang seekor kambing jantan yang memiliki satu tanduk aneh di antara kedua matanya. Kambing jantan itu menyerang dan menanduk hingga mematahkan tanduk domba jantan.
9-12 Pada kambing jantan itu tumbuh satu tanduk kecil dari keempat tanduk itu dan kemudian semakin membesar ke arah selatan, ke arah timur dan kearah Tanah Permai
13-14 Percakapan dua orang kudus tentang masa kefasikan yang membinasakan.
15-26 Suara yang memerintahkan Gabriel untuk menjelaskan kepada Daniel mengenai penglihatan itu.
27  Daniel jatuh sakit, kemudian melanjutkan urusan tugasnya dengan perasaan tercengang dan tidak memahami tentang penglihatan tersebut.

Pesan Firman
1. Allah adalah Tuhan atas sejarah
2. Setiap kekuasaan di bumi ada masanya
3. Dalam segala situasi, Allah menghendaki umat memiliki sikap berpengharapan hanya kepada-Nya

Keadaan disekitar kita

Kekuasaan dengan segala ideologi, sistim, visi dan motivasinya datang dan pergi silih berganti. Seperti ada ungkapan setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya. Oleh sebab itu kekuasaan manusia sebenarnya tidak ada yang kekal.

Penglihatan tentang domba jantan dan kambing jantan ini mengingatkan kita bahwa kekuasaan tidak untuk selama-lamanya, apalagi jika kekuasaan itu diwarnai dengan kesombongan, kebencian, kesewenang-wenangan, keserakahan, pementingan diri sendiri, tidak rela membiarkan kekuatan lain mengancam.

Kekuasaan biasanya membuat telinga manusia menjadi tuli dan hati nuraninya tumpul. Menghalalkan segala cara, otoriter, korupsi, manipulasi, intrik, ambisius, angkuh, tidak peduli bahkan mengorbankan dan menindas orang lain telah menjadi nilai-nilai yang lumrah. Manusia telah menjadikan kekuasaan sebagai tujuan akhir, padahal kekuasaan adalah alat untuk meraih kesejahteraan bersama, bukan kesejahteraan diri sendiri.

Kekuasaan adalah berkat Tuhan yang harus disyukuri dan dimanfaatkan dan dikendalikan sebaik-baiknya. Ketika Tuhan menganugerahkan suatu kekuasaan atau kewenangan kepada kita maka jadikanlah itu sebagai suatu yang mau melayani, sebab itu segala bentuk kekuasaan yang diperoleh dengan cara dan motivasi selain untuk melayani adalah kekuasaan yang melayani iblis penuh dengan keserakahan, kerasukan dan ketamakan hingga rela mencemari kekudusan Allah. Amin

Sumber : MTPJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar